Home » 2020 » September

Monthly Archives: September 2020

BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Selama Pancaroba

Pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim utama di daerah iklim muson, yaitu di antara musim penghujan dan musim kemarau.

Pancaroba antara musim penghujan dan musim kemarau biasa terjadi pada bulan Maret dan April dan disebut sebagai mangsa (musim) marèng.

Sementara pancaroba antara musim kemarau dan musim penghujan biasa terjadi pada bulan Oktober hingga Desember dan disebut mangsa labuh.

Masa pancaroba biasa ditandai dengan frekuensi tinggi badai, hujan yang sangat deras/lebat yang disertai petir, guntur dan angin kencang.

Pada masa pancaroba biasanya frekuensi orang yang menderita penyakit saluran pernapasan atas, seperti flu, pilek atau batuk, relatif meningkat. Masa ini juga banyak ditandai dengan perilaku khas beberapa hewan dan tumbuhan.

Waspada Cuaca Ekstrem Selama Pancaroba

Pada tanggal 21 September 2020 telah terjadi banjir bandang di wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi yang diakibatkan oleh kejadian hujan lebat.

Curah hujan intensitas tinggi hingga 110 mm dalam periode 4 jam (15.00-19.00 WIB) teramati di Citeko. Hujan lebat ini dipicu oleh kondisi atmosfer yang labil dan diperkuat dengan adanya fenomena gelombang Rossby ekuatorial serta adanya daerah pertemuan angin (konvergensi).

Kombinasi dari ketiga fenomena atmosfer ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar Jawa Barat.

Terkait kejadian tersebut, BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem skala waktu 3 jam-an untuk wilayah Jawa Barat sebelum terjadinya banjir bandang pada tanggal 21 September 2020 sebanyak 5 kali mulai dari jam 13.45 WIB hingga 22.50 WIB.

Potensi hujan lebat yang terjadi pada siang/sore di wilayah Bogor tersebut secara tidak langsung dapat meningkatkan potensi luapan air di sekitar daerah aliran sungai Ciliwung, sehingga masyarakat dihimbau untuk mewaspadai potensi genangan.

BMKG telah mengeluarkan informasi prakiraan awal musim hujan tahun 2020, dimana diprediksikan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode awal musim hujan judi slot terpercaya mulai akhir bulan Oktober-Nopember 2020.

Selama bulan September-Oktober ini, periode peralihan musim (pancaroba) dari kemarau ke penghujan masih berlangsung di beberapa wilayah Indonesia, dimana kondisi hujan tidak merata dapat terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Pada masa peralihan musim ini, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es.

BMKG memprediksikan dalam periode sepekan ke depan, hujan dengan INTENSITAS LEBAT yang dapat disertai kilat/petir berpotensi terjadi di wilayah sebagai berikut:

Periode 22-24 September 2020:

  • Aceh,
  • Sumatera Utara,
  • Sumatera Barat,
  • Riau,
  • Jambi,
  • Sumatera Selatan,
  • Lampung,
  • Jawa Barat,
  • Jawa Tengah,
  • Jawa Timur,
  • Kalimantan Barat,
  • Kalimantan Tengah,
  • Kalimantan Timur,
  • Kalimantan Selatan,
  • Kalimantan Utara,
  • Sulawesi Utara,
  • Gorontalo,
  • Sulawesi Tengah,
  • Sulawesi Barat,
  • Sulawesi Selatan,
  • Maluku,
  • Maluku Utara,
  • Papua Barat, dan
  • Papua.

Periode 25-28 September 2020:

  • Aceh,
  • Sumatera Utara,
  • Sumatera Barat,
  • Riau,
  • Jambi,
  • Sumatera Selatan,
  • Bengkulu,
  • Kep. Bangka Belitung,
  • Lampung,
  • Banten,
  • Jawa Barat,
  • Jawa Tengah,
  • Kalimantan Barat,
  • Kalimantan Tengah,
  • Kalimantan Timur,
  • Kalimantan Utara,
  • Sulawesi Utara,
  • Gorontalo,
  • Sulawesi Tengah,
  • Sulawesi Barat,
  • Sulawesi Selatan,
  • Sulawesi Tenggara,
  • Maluku,
  • Maluku Utara,
  • Papua Barat, dan
  • Papua.

Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll.) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Nasa Memiliki Misi untuk Pelajari Dampak Cuaca Luar Angkasa di Bumi

NASA atau National Aeronautics and Space Administration merupakan Badan Penerbangan dan Antariksa, lembaga pemerintah milik Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program luar angkasa Amerika Serikat dan penelitian umum luar angkasa jangka panjang.

Organisasi ini bertanggung jawab atas program penelitian luar angkasa bagi masyarakat sipil, aeronautika, dan program kedirgantaraan.

Misi Baru NASA: Mempelajuari Dampak Cuaca Luar Angkasa di Bumi

NASA akan mempelajari dampak cuaca luar angkasa di Bumi. Mereka memiliki lima proposal misi yang bertujuan untuk mempelajari sifat dinamis dari matahari dan perubahan lingkungan ruang angkasa.

Proposal misi yang dimiliki mencakup analisis atmosfer matahari dan daerah kutub yang tak terlihat. Informasi yang didapat nantinya akan membantu memahami bagaimana cuaca luar angkasa memengaruhi satelit di orbit, yang menyediakan navigasi dan komunikasi.

Selain itu, dapat memahami teknologi di Bumi, seperti pembangkit listrik dan kesehatan astronot dalam perjalanan antarplanet.

“Kami terus mencari misi yang menggunakan teknologi mutakhir dan pendekatan baru untuk mendorong batas-batas sains,” kata Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA di Washington.

Zurbuchen menjelaskan masing-masing proposal ini Slot Online Gampang Menang menawarkan kesempatan untuk mengamati sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

Atau untuk memberikan wawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang bidang penelitian utama, semuanya untuk melanjutkan eksplorasi alam semesta tempat kita tinggal, kata dia.

Ada 5 proposal misi untuk mempelajari lingkungan ruang angkasa itu, yaitu:

1.Solar-Terrestrial Observer for the Response of the Magnetosphere (STORM)

STORM untuk pertama kalinya akan memberikan pandangan global dari sistem cuaca antariksa kita yang luas, di mana aliran konstan partikel dari Matahari yang dikenal sebagai angin matahari berinteraksi dengan sistem medan magnet bumi, yang disebut magnetosfer.

Studi ini akan membantu menguraikan bagaimana fenomena cuaca antariksa beredar di sekitar planet Bumi.

2.Multi-slit Solar Explorer (MUSE)

MUSE akan memberikan pengamatan irama tinggi tentang mekanisme yang menggerakkan serangkaian proses dan peristiwa di atmosfer Matahari, korona.

Dalam hal ini termasuk apa yang mendorong letusan matahari seperti semburan api matahari, serta apa yang memanaskan korona hingga suhu yang jauh di atas suhu permukaan matahari.

3.Solaris: Revealing the Mysteries of the Sun’s Poles

Solaris akan menjawab pertanyaan mendasar tentang fisika matahari dan bintang yang hanya dapat dijawab dengan melihat kutub Matahari.

Misi ini akan mengamati tiga rotasi matahari di atas setiap kutub matahari untuk memperoleh pengamatan cahaya, medan magnet, dan pergerakan di permukaan matahari, fotosfer.

4.HelioSwarm: The Nature of Turbulence in Space Plasmas

Sementara itu, HelioSwarm akan mengamati angin matahari pada skala yang luas untuk menentukan proses fisika ruang angkasa, fundamental yang mengarahkan energi dari gerakan skala besar untuk mengalir ke skala yang lebih halus. mulai dari pergerakan partikel dalam plasma yang mengisi ruang, sebuah proses yang mengarah pada pemanasan plasma tersebut.

5.Auroral Reconstruction CubeSwarm (ARCS)

ARCS akan mengeksplorasi proses yang berkontribusi pada aurora pada skala ukuran yang jarang dipelajari.

Pada skala menengah antara fenomena lokal yang lebih kecil yang mengarah langsung ke aurora yang terlihat dan yang lebih besar, dinamika global dari sistem cuaca ruang angkasa yang mengalir melalui ionosfer dan termosfer.

Menambahkan informasi penting untuk memahami fisika di perbatasan antara atmosfer dan ruang angkasa kita, pengamatan ini akan memberikan wawasan tentang seluruh sistem magnetosfer yang mengelilingi Bumi.

Jangan Sampai Indonesia Turun Salju! Ini Akibatnya

Salju merupaka air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan. Salju yang terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara atas jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut.

Pada suhu tertentu, salju bisa saja melelh dan menghilang. Proses saat salju berubah secara langsung ke dalam uap air tanpa mencair terlebih dahulu disebut menyublim. Proses lawannya disebut pengendapan.

Saat salju membeku, sering kali menjadi pecahan kecil yang disebut kepingan salju. Salju merupakan prasyarat untuk kegiatan olahraga musim dingin seperti ski dan kereta luncur.

Di dunia, salju biasa terjadi pada negeri beriklim subtropics dan sedang. Namun ada juga daerah tropis yang bersalju.

Apa Jadinya Jika Indonesia Turun Salju?

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara tropis yang hanya bisa merasakan 2 musin, hujan dan kemarau.

Banyak orang Indonesia yang mungkin merasa iri dengan negara lain yang memiliki empat musim. Iri juga karena ingin menikmati indahnya musim semi atau membaut boneka salju saat musim dingin.

Berbicara mengenai musim salju, pernahkan kamu membayangkan apa yang akan terjadi jika negara kita turun salju?

Hal ini sebenarnya bukan tak mungkin terjadi. Jangankan salju, beberapa waktu yang lalu banyak daerah di Indonesia yang dihujani oleh es batu dari langit.

Salju mungkin terjadi di Indonesia. Namun bukannya menyenangkan, munculnya salju mungkin menjadi semacam hal yang tak wajar dan biasanya sesuatu yang tak semestinya merupakan tanda bahwa sedang terjadi hal buruk.

Lalu, apa saja akibat yang akan terjadi jika di Indonesia turun salju?

1.Umur Bumi Sudah Tak Lama Lagi

Isu mengenai global warming atau pemanasan global yang semakin parah sudah bukan rahasia lagi. Hampir setiap hari para ilmuan memberikan informasi mengenai es di kutub yang mencaru atau perubahan iklim yang ekstrim di beberapa tempat di dunia.

Dan jika sampai ada kejadian bahwa sejumlah negara tropis seperti Indonesia mengalami fenomena hujan salju tentu saja ini bisa menjadi indikasi bahwa kasuspemanasan global sudah sangat parah.

Perubahan musim yang dialami oleh negara-negara di dunia itu salah satunya merupakan efek dari rotasi dan revolusi bumi serta kondisi bumi.

Ketika negara tropis seperti Indonesia kedatangan salju, tentu saja ini menjadi kemungkinan bahwa umur planet ini semakin pendek dan kemungkinan buruk lainnya bisa terjadi.

2.Beberapa Daerah Indonesia Akan Kekurangan Air

Walaupun Indonesia merupakan negara kepulauan, namun masih ada beberapa daerah yang tidak memiliki banyak alternative sumber air.

Misalnya di beberapa daerah timur masih ada lokasi yang mengandalkan satu sumur air untuk persediaan masyarakat satu desa.

Bayangkan apa yang terjadi jika musim dingin datang. Sumur-sumur atau sumber air satu-satunya tersebut seketika akan membeku.

Jika ini terjadi, masyarakat tak bisa mencari persediaan air. Masalah ketersediaan air di daerah ini kemudian bisa menjadi hal yang besar.

Belum lagi juka musim dingin tadi berlangsung dalam waktu yang lama. Siapa yang bisa diandalkan untuk memberi air?

3.Banyak Masyarakat Menderita Hipotermia

Orang Indonesia selama ini terbiasa dengan cuaca panas sehingga persediaan pakaian hangat pasti sangat sedikit.

Saat turun salju, temperature cuaca akan turun drastic, banyak masyaralat yang tak bisa menghangatkan dirinya hingga akhirnya menderita hipotermia.

Itulah 3 akibat jika Indonesia turun salju. Bukannya menyenangkan, hal ini mungkin akan membawa bencana yang besar.